gNews.co.id – Publik masih ingat proyek Rehab Rekon fasilitas Dasar Fase 1B 19 gedung sekolah Palu dan Sigi yang dikelola BP2W Sulteng.
Pengerjaannya terkesan ambudradul dengan meninggalkan sejumlah masalah, lantaran menggunakan material yang disinyalir tidak sesuai spesifikasi dan dinilai tak layak digunakan.
Kini Balai Prasaran Pemukiman Wilayah (BP2W) Sulawesi Tengah (Sulteng) kembali mendapat gelontoran anggaran kontrak sekira Rp155 miliar lebih untuk proyek pipa SPAM Pasigala tahun 2023.
Di mana proyek ini juga berpotensi akan menimbulkan masalah jika tidak segera dikerjakan dengan standar dan aturan yang berlaku.
Proyek dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) yang merupakan perusahaan BUMN tersebut menuai sorotan Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) Sulteng, Selasa (11/4/2023).
Paket proyek yang digarap PT PP, yakni pekerjaan galian dan perbaikan bahu Jalan ruas Biromaru-Karanjalemba.
Alasan Jaman Sulteng menyoroti, sebab diduga menggunakan material bekas galian dan peralatan tidak sesuai spek.
Kemudian proses pengerjaannya tidak mengindahkan pedoman penggunaan material untuk bahu jalan Lapis Pondasi Agregat Kelas S (LPS).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jaman Sulteng, Moh. Rifaldi mengatakan, pada pelaksanaan pekerjaan perbaikan bahu jalan ruas Biromaru – Karanjalemba itu ditemukan sejumlah kejanggalan.
Beberapa di antaranya, penggunaan material hanya menggunakan bekas galian yang bercampur dengan bahan lain yang tidak diinginkan, seperti lumpur bercampur dengan akar dan bahan lain yang mudah kropos.
”Seharusnya menggunakan agregat S atau B dengan komposisi setengah split ditambah skrining kemudian ditambah abu batu. Selain itu, alat yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan hanya menggunakan Bucket excavator, padahal seharusnya menggunakan vibrator tendem berkapasitas 6 – 8 ton,” katanya.
Baca: Bahu Jalan Rusak, Tanah Berlumpur Berserakan di Proyek BP2W
Komentar