“Insya Allah tidak ada korupsi bapak, di situ (pembangunan 19 sekolah),”
gNews.co.id – Tokoh muda Alkhairaat yang juga Cicit Pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua), Habib Mohammad Sadig Alhabsyi menuntut Aparat Penegak Hukum (APH) segera mengusut kasus proyek pembangunan sekolah pascabencana yang ditangani oleh BP2W Provinsi Sulawesi Tengah.
Tuntutan itu ia sampaikan dalam wawancara dengan media ini di Palu Jumat (14/10/2022).
“Saya menuntut aparat penegak hukum di provinsi ini agar segera mengusut adanya indikasi ketidakbecusan dalam proyek pembangunan sekolah-sekolah yang terdampak bencana 2018,” tegasnya.
Habib Sadig menilai, proyek tersebut sarat dengan bau korupsi yang bisa jadi melibatkan unsur pengelola, BP2W Sulteng, dan kontraktor.
“Bayangkan, ini dana alokasi bencana. Yang dirugikan lembaga pendidikan. Lebih dari Rp 37 M. 19 sekolah direhab asal-asalan. Beberapa di antaranya madrasah Alkhairaat adalah korbannya. Kalau lembaga pendidikan diperlakukan begini dan dibiarkan, bagaimana nasib generasi muda kita ke depan,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Habib Sadig menyampaikan terima kasih kepada para jurnalis dan aktivis anti korupsi di Sulteng yang telah memperhatikan kasus tersebut.
“Kita harus berterima kasih kepada kawan-kawan jurnalis yang sudah menginvestigasi dan mengungkap kasus ini kepada publik. Begitu juga kepada KRAK Sulteng yang sudah mengajukan tuntutan ke Kejaksaan. Sekarang, mari kita kawal agar kasus ini tuntas,” pungkasnya.
Di mata Habib Sadig, keterlibatan masyarakat sipil sangat penting untuk memastikan kebijakan pemerintah di daerah dikelola dengan penuh integritas serta berpihak pada rakyat.
Ia juga berencana akan berkoordinasi dengan sejumlah elemen, termasuk pihak pemerhati korupsi untuk melakukan aksi unjuk rasa ihwal dugaan penyimpangan anggaran puluhan miliar tersebut.
Baca: Proyek Rp 37, 41 Miliar Diduga Rugikan Negara, KRAK Lapor BP2W Sulteng ke Kejati
Komentar