Empat Tahun Pascagempa Dahsyat di Wilayah Palu, Sigi, dan Donggala

Oleh: Mochtar Marhum

Hari ini tanggal 28 September genap empat tahun peringatan terjadinya bencana maha dasyat yang melululantahkan dan nyaris melumpuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat wilayah Palu, Sigi, dan Donggala (PASIGALA).

Hari itu hari Jumat sore jelang magrib, sebelum terjadi gempa dasyat, telah terjadi tanda-tanda yang diawali dengan getaran gempa yang cukup besar.

Kemudian jelang magrib terjadilah gempa bumi bermagnitudo 7.4 Skala Richter menewaskan ribuan jiwa teman-teman, sahabat dan kerabat serta banyak orang-orang yang kita cintai.

Miliaran hingga triliunan aset pemerintah dan harta benda warga masyarakat PASIGALA hancur dan juga ada yang hilang hanya dalam hitungan menit, jam, dan hari.

Bencana yang terjadi empat tahun yang lalu sangat unik dan mungkin hampir tidak pernah ada kemiripan dengan bencana yang terjadi di wilayah lain, bahkan juga di seluruh dunia.

Gempa yang terjadi di wilayah PASIGALA itu bisa dianalogikan seperti penyakit Diabetes Melitus (DM) karena juga telah menimbulkan semacam komplikasi bencana atau Multi Effect Disasters bencana gempa yang menimbulkan efek ganda.

Akibat gempa yang super dahsyat itu menimbulkan tsunami, fenomena tanah likuefaksi, dan juga telah menimbulkan kebakaran rumah masyarakat di Kelurahan Petobo dan Kelurahan Balaroa, dua wilayah yang terdampak likuifaksi.

Baca: FETE DE LA MUSIQUE

Komentar