Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya perlambatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tengah berada di titik puncak pada tahun 2020 sebesar 0,07 persen. Perlambatan IPM di masa pandemi Covid-19 ini disebabkan oleh penurunan dimensi standar hidup layak, sementara dimensi umur panjang dan hidup sehat dan dimensi pengetahuan masih meningkat meskipun pertumbuhannya melambat. Jika dibandingkan tahun 2019, di mana Covid-19 belum menyebar ke seluruh penjuru negeri, pengeluaran per kapita yang disesuaikan penduduk Sulawesi Tengah menurun sebesar 264 ribu rupiah, dari 9,604 juta rupiah pada 2019 menjadi 9,335 juta rupiah pada 2020.
Jika kita melihat IPM berdasarkan komponennya, dimensi umur panjang dan hidup sehat yang dilihat dari Umur Harapan Hidup (UHH) dan dimensi pengetahuan yang dilihat dari Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rara-rata Lama Sekolah (RLS) trennya selalu positif dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan perbaikan kualitas penduduk dari segi kesehatan dan pendidikan. UHH Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2020 sebesar 68,69 tahun, artinya bayi yang baru lahir di Provinsi Sulawesi Tengah memiliki peluang untuk hidup hingga usia 68,69 tahun, meningkat 0,46 tahun dibandingkan tahun 2019.
Dalam jurnalnya, Pathirathne dan Sooriyarachchi (2019) mengungkapkan bahwa pembangunan ekonomi, teknologi, konservasi alam, pendidikan, kesehatan, komunikasi, kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap umur harapan hidup rata-rata penduduk dunia pada tahun 2005. Penelitian Chan dan Kamala Revi (2012) di Singapura, Malaysia dan Thailand pada tahun 1980-2009 menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya perawatan kesehatan dan tingkat sosial ekonomi yang tinggi akan meningkatkan umur harapan hidup.
Delavari, dkk (2016) juga melakukan penelitian di Iran pada tahun 1985-2013 tentang faktor-faktor yang memengaruhi UHH. Hasilnya menunjukkan bahwa PDB per kapita, jumlah dokter, Angka Melek Huruf (AMH), dan ketersediaan pangan berhubungan positif dan signifikan memengaruhi UUH, sedangkan total fertilitas berpengaruh negatif dan signifikan.
Pandemi Covid-19 juga memengaruhi harapan hidup penduduk di suatu wilayah. Marois, dkk (2020) dalam jurnalnya yang berjudul “Assessing the potential impact of COVID-19 on life expectancy” mengemukakan bahwa pada tingkat prevalensi infeksi Covid-19 sebesar 15 persen akan menurunkan 1 tahun harapan hidup penduduk di Asia Tenggara. Namun, jika tingkat prevalensi infeksi Covid-19 di bawah 2 persen, maka Covid-19 tidak akan memengaruhi umur harapan hidup secara substansial.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, angkaya HLS Provinsi Sulawesi Tengah terus meningkat setiap tahunnya, yakni sebesar 13,17 tahun pada 2020, meningkat 0,03 tahun dibandingkan pada tahun 2019. Angka ini menunjukkan bahwa anak-anak usia 7 tahun di Provinsi Sulawesi Tengah memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,17 tahun pada tahun 2020 atau memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus setara D-I atau masuk pendidikan setara D-II.
Selama periode 2010 hingga 2020, HLS secara rata-rata tumbuh sebesar 1,67 persen per tahun. Meningkatnya HLS menjadi sinyal positif bahwa semakin tinggi partisipasi penduduk yang bersekolah. Chowdhury (2019) dalam penelitiannya di Bangladesh pada tahun 1990-2016 menemukan bahwa ada hubungan jangka panjang yang signifikan antara harapan lama sekolah, pendapatan keluarga dan ukuran keluarga.
Dengan menggunakan data dari 174 negara, penelitian Azevedo, et al., (2021) menemukan bahwa penutupan sekolah terkait pandemi Covid-19 menurunkan tingkat pendidikan dan pembelajaran global secara substansial. Penutupan sekolah mengakibatkan lama sekolah dasar efektif yang dijalani siswa yang disesuaikan dengan kualitasnya menurun sekitar 0,3-1,1 tahun, yakni dari 7,8 tahun menjadi 6,7-7,5 tahun.
Dimensi pengetahuan juga dilihat dari RLS. RLS Provinsi Sulawesi Tengah juga menunjukkan tren yang positif setiap tahunnya, yakni sebesar 8,83 tahun, meningkat 0,08 tahun dibandingkan tahun sebelumnya atau tumbuh 0,91 persen. Angka ini mengartikan bahwa penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,83 tahun atau telah mengenyam pendidikan hingga kelas IX (SMP kelas III). Secara rata-rata, pertumbuhan RLS sebesar 1,45 persen per tahun dalam dekade terakhir. Pertumbuhan dimensi pendidikan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Sulawesi Tengah yang lebih baik.
Perlambatan RLS pada tahun 2020 ini disebabkan oleh penutupan sekolah sebagai akibat dari pandemi Covid-19. Pemerintah melakukan pembatasan sosial di berbagai kegaiatan, termasuk melakukan kegiatan belajar mengajar melalui daring selama tahun 2020. Tentunya hal ini akan berdampak pada penurunan kualitas pendidikan.
Berbeda dengan dimensi yang lain, capaian dimensi pengetahuan di Sulawesi Tengah ini dapat dikatakan sangat baik. RLS dan HLS yang dicapai Sulawesi Tengah lebih unggul dibandingkan angka nasional yang masing-masing sebesar 12,98 tahun dan 8,48 tahun.
Lestari dan Setyadharma (2019) melakukan penelitian di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014-2017 terhadap faktor yang memengaruhi RLS. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa pekerja anak dan tingkat kemiskinan memiliki efek negatif dan signifikan terhadap RLS, sedangkan pendapatan per kapita memiliki efek positif dan signifikan terhadap RLS, sementara tingkat putus sekolah dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak signifikan berpengaruh terhadap RLS.
Di sisi yang lain, pada dimensi standar hidup layak, pengeluaran per kapita yang disesuaikan penduduk Sulawesi Tengah pada tahun 2020 sebanyak 9,34 juta rupiah, turun sebesar 2,71 persen dibandingkan tahun 2019. Penurunan ini disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah di dunia, termasuk negara Indonesia. Hal ini mengakibatkan perekonomian memburuk sehingga membuat pendapatan penduduk Sulawesi Tengah menurun dan berakibat juga pada menurunnya pengeluaran. Dimensi standar hidup layak di Sulawesi Tengah ini juga masih berada di bawah capaian nasional yang sebesar 11,01 juta rupiah. Rata-rata pertumbuhan dimensi standar hidup layak di Sulawesi Tengah pada tahun 2010-2020 sebesar 1,59 persen per tahun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan pada 2010-2019 sebelum pandemi Covid-19, yakni sebesar 2,06 persen per tahun. Hasil penelitian Solakha (2020) di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah kasus positif, sembuh, dan meninggal akibat Covid-19 di tiap kabupaten/kota dengan status wilayah, kepadatan penduduk, angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita.
Nurul Solikha Nofiani, SST
Statistisi BPS Provinsi Sulawesi Tengah
Komentar