Lebih lanjut, Erwin menyatakan tidak ada alasan logis bagi PT SMS untuk menunda penyelesaian proyek, mengingat lokasi proyek yang berada di Kota Palu memiliki akses yang mudah ke material dan peralatan konstruksi.
“Sangat sulit diterima jika perusahaan sebesar PT SMS kesulitan dalam hal peralatan atau material untuk menyelesaikan proyek ini,” katanya.
Erwin juga menegaskan perlunya evaluasi yang lebih ketat dari pihak konsultan proyek serta desakan kepada pihak pelaksana agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai kontrak. Selain itu, ia berharap BWS Sulawesi III bersikap tegas dalam mengawasi proyek ini.
“Ini menjadi perhatian kita bersama. BWS Sulawesi III harus menjaga reputasinya dengan bersikap adil dan profesional dalam mengelola proyek-proyek seperti ini,” tegasnya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, Harry Mantong, yang dikonfirmasi mengenai perkembangan terbaru proyek tersebut, menyatakan bahwa ia sedang menjalankan tugas luar dan akan memberikan penjelasan lebih lanjut di lokasi proyek pada Senin mendatang (30/9/2024).
Di sisi lain, Kepala Proyek PT SMS, Fajar, belum memberikan tanggapan atas konfirmasi yang diminta oleh media.
Sebagai informasi, proyek infrastruktur pengendali banjir dan tsunami di Kota Palu ini didanai oleh pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan nilai total Rp150 miliar..Proyek ini dimulai pada Agustus 2023 dan dijadwalkan selesai pada Desember 2024.
Namun, hingga awal Agustus 2024, progres pekerjaan baru mencapai 50 persen, meskipun deviasi telah menurun dari 23 persen menjadi 11 persen.
Komentar