gNews.co.id – PT PP yang merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta angkat kaki dari proyek SPAM Pasigala milik BP2W Sulteng.
Hal itu ditegaskan Ketua Gerakan Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), M. Syarif kepada media, Senin (22/5/2023).
Syarif merasakan bagaimana dampak dari debu yang dihasilkan dari material timbunan bahu jalan ruas Karanjalemba-Biromaru.
“PP PP yang kerjakan SPAM jalan Karanjalemba baiknya ganti timbunan biar kembali seperti semula. Jika tidak mau., angkat kaki saja,” tegas Syarif.
Sebagai warga pengguna ruas jalan tersebut, ia mengaku sangat terganggu, bahkan mengakibatkan batuk.
“Kita siksa dan makan abu. Bikin batuk dan perih mata,” katanya.
Syarif menuturkan, ribuan kali pengendara roda dua yang kerap melintasi jalan Karanjalemba akan merasakan bagaimana debu dampak pengerjaan proyek yang serampangan.
“Kitakan tiap hari lewat, jadi kalau dihitung 1000 kali motor lewat situ tiap hari dan berboncengan makan abu orang. Nah, belum wrga yang usahanya di situ hirup debu,” tandas Syarif.
Diketahui, proyek yang menelan anggaran negara sebesar Rp155 miliar lebih menuai sorotan dari pihak Dinas PU Bina Marga-Penataan Ruang Provinsi yang merupakan pemilik ruas jalan Karanjalemba-Biromaru.
Sorotan itu, soal kualitas material timbunan bekas galian pipa yang bercampur ranting kayu dan akar pohon.
Menguak Kualitas Timbunan Proyek Rp155 Miliar, PPK BP2W Akui tak Uji Lab?
Diberitakan sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SPAM BP2W Sulteng, Helmi mengaku bahwa material yang dipakai untuk timbunan bahu jalan Karanjalemba-Biromaru tanpa melalui uji laboratorium.
Baca: Menguak Kualitas Timbunan Proyek Rp155 Miliar, PPK BP2W Akui tak Uji Lab?
Komentar