gNews.co.id – Balai Penyediaan Pelaksana Perumahan (P2P) Wilayah II Sulawesi Tengah (Sulteng) diduga tidak transparan soal penerimaan tenaga fasilitator.
Adalah Fahrudin, salah seorang peserta ujian fasilitator, mengeluhkan rekrutmen kordinator fasilitator BSPS di soal metode ujian online yang dinilai tidak transparan dari pihak panitia Balai P2P.
Di mana ada perbedaan panitia satuan kerja Hunian Tetap (Huntap) dan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dalam metode ujian.
“Kalau di Huntap nilai langsung keluar. Misalnya kalau nilai hanya 59 persen, standar karena passing grade 60 persen,” tutur Rudi sapaan karib Fahrudin kepada sejumlah wartawan, Kamis (2/2/2023).
Indikasi ketidak transparansinya panitia, karena tidak langsung memberikan hasil ujian online pada saat selesai tes.
Hasil nilai yang ditunggu memerlukan jedah 1 hari, sehingga memungkinkan adanya kongkalikong pada pemberian nilai kepeda peserta.
Kemudian ditemukannya peserta dengan nilai 100 persen benar semua, 98 persen benar ini hal yg mustahil karena waktu hanya 45 menit dan 70 soal.
‘Nomor 557. Dapat 98 poin sebbenarnya ini mustahil. Nilai 100 dan 98. Fatal berarti. kelakuannya mereka. Alasan mereka kalau mereka salah input yang di bawa 60 nilai, langsung tidak lolos,” tutur Rudi.
Baca: Diduga ada Konspirasi Lelang Proyek Rp 89 Miliar, KRAK dan FPK Demo BP2JK Sulteng
Komentar