gNews.co.id – Disorot Warga Kota Palu dan Anggota DPD RI, proyek pengendalian banjir senilai Rp150 miliar yang dikerjakan oleh PT SMS melalui BWSS III kini menghadapi tantangan besar.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWS) III Palu, Dedy Yudha Lesmana mengakui bahwa proyek yang didanai melalui pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) ini mengalami keterlambatan signifikan.
Dedy menegaskan bahwa pihaknya tidak menutupi informasi mengenai perkembangan proyek tersebut kepada masyarakat. Saat ini, proyek masih berlangsung sesuai dengan kontrak, meskipun mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya.
“Saat ini pekerjaan masih berjalan dan kontrak masih berjalan. Pekerjaan memang mengalami keterlambatan,” ujar Dedy melalui pesan WhatsApp pada Rabu (28/8/2024).
Hingga awal Agustus 2024, progres proyek ini baru mencapai 50 persen. Sementara itu, kontrak proyek ini dijadwalkan akan berakhir pada Desember 2024.
Proyek yang bertujuan untuk mengendalikan banjir ini mencakup tiga sungai utama di Kota Palu, yaitu Sungai Palu, Sungai Kawatuna, dan Sungai Ngia.
Salah satu penyebab utama keterlambatan adalah kendala teknis yang dihadapi dalam proses pemancangan tiang di Sungai Palu.
“Tiang pancang sulit untuk menembus area pemancangan karena masih banyak beton/tetrapod yang tertimbun akibat gempa,” jelas Dedy.
Berbagai metode telah diupayakan untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, pekerjaan di Sungai Kawatuna, Sungai Ngia, dan Sungai Mamara juga mengalami keterlambatan akibat curah hujan yang tinggi, yang semakin memperburuk kondisi di lapangan.
Tuai Kritik Warga Kota Palu
BWSS III menuai kritik dari warga Kota Palu lantaran proyek pengendali banjir yang digarap PT SMS senilai Rp 150 miliar tak kunjung rampung.
Komentar