gNews.co.id – Proyek revitalisasi Sungai Palu, yang digadang-gadang menjadi solusi untuk mencegah bencana alam, kini terancam gagal. Proyek dengan anggaran fantastis mencapai Rp150 lebih miliar ini justru tersendat dan jauh dari target penyelesaian.
Hingga Oktober 2024, progres fisik baru mencapai 36 persen dari target 52,63 persen. Keterlambatan ini memicu deviasi -7,59 persen, menimbulkan potensi pembengkakan biaya dan penundaan lebih lanjut.
Koalisi Rakyat Anti Korupsi (KRAK) Sulawesi Tengah mengajukan tuntutan keras untuk dilakukan audit investigasi terhadap proyek ini.
Abdul Salam, Sekretaris KRAK, menegaskan perlunya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) turun tangan menyelidiki keterlambatan proyek yang dinilai mengancam penyelesaian tepat waktu.
“Kami mendesak BPKP segera melakukan audit investigasi. Lambatnya realisasi fisik dan keuangan proyek ini menandakan adanya potensi masalah serius yang harus diselidiki lebih dalam,” ujar Abdul Salam kepada Tim Media di Palu, Senin (14/10/2024).
Proyek yang dijalankan oleh PT Selaras Mandiri Sejahtera (SMS) ini bertujuan memperkuat infrastruktur di sekitar Sungai Palu, termasuk pembangunan Coastal Dike dan pengerukan dasar sungai untuk mengurangi risiko bencana banjir.
Namun, beberapa masalah serius muncul di lapangan, seperti retaknya beton di sejumlah titik konstruksi, memicu kekhawatiran soal kualitas pengerjaan.
“Ini bukti nyata lemahnya pengawasan serta kualitas pekerjaan yang jauh dari standar,” ujar Abdul Salam.
KRAK mencurigai adanya kebocoran anggaran dalam proyek ini. Abdul Salam menyebut bahwa nilai proyek Rp150,99 miliar dianggap terlalu tinggi jika dibandingkan dengan hasil yang terlihat saat ini.
“Kami menduga ada indikasi korupsi, dan ini harus diselidiki secara mendalam oleh lembaga berwenang, termasuk BPKP dan KPK,” katanya.
Komentar