gNews.co.id – Banjir yang melanda Kabupaten Morowali Utara (Morut) dalam seminggu terakhir diduga kuat disebabkan oleh aktivitas tambang nikel PT Mulia Pacific Resources (MPR). Hal itu disampaikan langsung oleh Pemerhati Lingkungan Sulawesi Tengah, Rully Hadju kepada wartawan, Kamis (13/4/2023).
“PT MPR itu beroperasi sejak tahun 2012. Lokasi tambangnya persis di atas pegunungan dalam lingkar Kota Kolonedale, ibu Kota Morowali Utara,” ujar Rully.
Rully menyebutkan, banjir yang terjadi di Morut saat ini adalah akumulasi dampak lingkungan operasi Tambang PT MPR.
“Kalau anda ke Kolonedale, secara kasat mata bisa melihat kerusakan hutan dan lingkungan tepat di atas ata rumah penduduk,” katanya.
Rully menyarankan agar inspektur tambang tidak lagi mempertahankan aktivitas tambang ini.
Kerusakan yang ditimbulkan sudah tidak berbanding lurus dengan kerugian sosial dan lingkungan yang ditimbulkan.
Ia berharap peristiwa ini banjir tidak lagi terjadi akibat maraknya aktivitas pertambahan.
Sebab banjir di Morut merupakan fakta bahwa aktivitas pertambangan PT MPR tidak ramah terhadap lingkungan dan mengancam pemukiman warga.
Baca: Lagi, Investasi PT GNI Memakan Korban! Ironinya Nyawa Karyawan Kembali Melayang
Komentar