PT Selaras Mandiri Sejahtera (SMS), selaku kontraktor yang bertanggung jawab, telah menambah alat berat, terutama alat pancang. Pihak kontraktor juga bekerja siang malam demi mengejar progres pekerjaan.
Meski kontrak proyek Rp150 miliar ini berakhir pada Desember 2024, tapi pihak BWSS III optimis pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
“Kita lihat nanti hingga Desember, apakah mereka benar-benar bisa menyelesaikannya,” ujar Lukky.
Menurut pihak BWSS III Palu, keterlambatan proyek ini dipicu oleh dua faktor utama.
Pertama, kelangkaan material batu pecah atau batu split yang membuat pekerjaan tertunda karena kontraktor harus menunggu ketersediaan stok material.
Kedua, masalah dalam proses pemancangan di lapangan, di mana sering kali pancang yang sudah tertanam harus dicabut kembali akibat adanya sisa-sisa beton dan material lain di lokasi pemancangan.
PPK proyek tersebut, Harry Mantong saat dihubungi pada Kamis(8/8/2024) malam, mengakui bahwa progres proyek baru mencapai 50 persen dengan deviasi sebesar 11 persen.
“Iya, memang baru segitu (progresnya 50 persen). Kenapa? Ada yang salah,” katanya sembari tertawa.
Saat ditanyakan apakah bisa selesai pekerjaan dengan sisa waktu kontrak empat bulan saja, Harry menjawab, sebenarnya tidak bisa begitu melihatnya. Kacamatanya sekarang tidak begitu.
Baca: Proyek Galian Pipa PT PP Merusak Fasilitas Umum dan Fondasi Pagar Warga
Komentar