Bahu Jalan Rusak, Tanah Berlumpur Berserakan di Proyek BP2W

Anto menduga bahwa pihak BP2W Sulteng dan Kontraktor pelaksana proyek itu, tidak pernah berkoordinasi dengan instansi terkait yang sebelumnya telah menangani ruas jalan Biromaru-Karanjalemba itu.

“Saya menduga mereka ini asal bongkar, menggali bahu jalan dan sisa galian yang mengandung bahan lain yang tidak diinginkan kembali dimanfaatkan,” ujar Anto, Kamis (6/4/2023).

Sisa galian itu kata dia, sebagai agregat timbunan yang kemudian kepadatannya tidak maksimal, sehingga rawan menyebabkan kendaraan terperosok ke bahu jalan yang penuh lumpur disaat hujan.

Menurutnya, warga juga sudah mulai mengeluh soal debu dan pemadatan timbunan yang diduga tidak sesuai petunjuk teknis, sehingga dia menduga pihak pelaksana proyek asal bongkar dan asal menggunakan material timbunan.

“Rabat bahu jalan yang awalnya terlihat rapi, menjadi rusak. Warga mengeluhkan kondisi ini. Tidak hanya rabat bahu jalan, kerusakan juga terdapat dibibir badan jalan akibat penggalian pipa,” katanya.

Anto meminta pihak BP2W dan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini PT PP agar komitmen soal dampak dan kerusakan yang mereka timbulkan.

Jangan sampai galian merusak area publik, sehingga tidak merugikan masyarakat, kalaupun rusak harus dikembalikan lagi seperti semula.

Ia berharap kepada pihak penyedia dan pengguna jasa, agar melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulteng.

“Jangan sampai asal merusak, namun tidak memperbaiki kembali. Apalagi terkait kawasan publik sebagai salah satu akses lalulilantas yang cukup padat dan difungsikan oleh pejalan kaki,” tandasnya.

Baca: Dinilai Kurang Peka, Anwar Hafid ‘Ngengas’ Panggil Kepala BP2W Sulteng soal Proyek Rp 37, 41 Miliar

Komentar