gNews.co.id – BWSS III menuai kritik dari warga Kota Palu lantaran proyek pengendali banjir yang digarap PT SMS senilai Rp 150 miliar tak kunjung rampung.
“Kami sangat berharap proyek ini bisa selesai tepat waktu, mengingat sisa waktu yang tinggal empat bulan lagi,” ujar Agus, seorang warga Palu dilansir dari metrosulteng.com pada Ahad (25/8/2024) malam.
Diketahui, Kota Palu dan sekitarnya telah memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi.
Sudah dua pekan terakhir, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) ini diguyur hujan setiap hari.
Akibatnya, curah hujan yang tinggi menyebabkan beberapa ruas jalan di Palu terendam air pada Jumat (23/8/2024) sore hingga malam.
Genangan air terpantau di sejumlah titik pusat kota, bahkan beberapa ruang rawat inap di RSU Anutapura Palu juga ikut terendam.
Sistem drainase kota yang tidak mampu menampung volume air yang meningkat menjadi penyebab utama banjir ini.
Hal ini memicu kekhawatiran warga, terutama karena proyek infrastruktur pengendali banjir yang diharapkan mampu menjadi solusi, hingga kini belum rampung.
Proyek yang dikelola oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu dan dikerjakan oleh PT Selaras Mandiri Sejahtera (SMS) ini bersumber dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai Rp150 miliar.
Dimulai sejak Agustus 2023, proyek ini dijadwalkan selesai pada Desember 2024, namun hingga awal Agustus 2024, progresnya baru mencapai 50 persen.
Agus menyampaikan jika proyek pengendali banjir Sungai Palu ini tak segera rampung, maka genangan air akan terus terjadi akibat meluapnya air sungai.
“Jika tidak, banjir akan terus menjadi masalah serius di kota ini, apalagi dengan kondisi drainase dan Sungai Palu yang bisa meluap kapan saja,” katanya.
Komentar