Muhammadin juga mengenang kisah Ahmad Ali yang rela segera berangkat ke Mekkah saat dipanggil oleh gurunya, Syekh Al Maliki, meskipun waktu keberangkatan haji tinggal seminggu lagi.
Ahmad Ali berhasil berangkat dengan segala kemudahan yang diberikan Allah. Perjalanan ini, menurut Muhammadin menunjukkan ketulusan religius Ahmad Ali.
“Saya terharu melihat ketulusan beliau dalam hubungan dengan gurunya. Hal-hal yang tampak mustahil bagi kita, menjadi mungkin dengan izin Allah,” tambahnya.
Berkaca pada kedermawanan Ahmad Ali, Muhammadin mengaitkan sosoknya dengan dua sahabat Nabi Muhammad, Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf.
Keduanya dikenal sebagai sosok yang kaya namun gemar bersedekah dan menggunakan kekayaannya untuk membantu umat.
“Saya melihat beliau memiliki sifat takwa, dan Allah telah memberinya rezeki yang melimpah. Sama seperti Utsman dan Abdurrahman bin Auf yang kaya raya namun selalu membelanjakan hartanya di jalan Allah,” jelasnya.
Kedermawanan inilah yang mendorong para imam dan pengurus masjid di Sulawesi Tengah memilih Ahmad Ali sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulteng.
Muhammadin mengungkapkan bahwa pemilihan Ahmad Ali sebagai ketua DMI merupakan hasil kesepakatan pengurus masjid di berbagai kabupaten, meskipun saat itu Ahmad Ali sedang berada di Jakarta.
“Jiwa sosial Ahmad Ali sangat tinggi. Mengurus masjid itu butuh keikhlasan, tanpa itu semua akan terbengkalai. Dan kami meyakini Pak Ahmad Ali adalah orang yang tepat untuk tugas ini,” jelas Muhammadin.
Komentar