gNews.co.id – Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Indonesia kembali kehilangan seorang putra terbaiknya yakni M Ichsan Loulembah, yang meninggal dunia pada hari ini di Jakarta, Minggu (30/7/2023).
Dalam rilis yang diterima redaksi, Ahad (30/72023), informasi dari keluarga mengatakan, sebelum meninggal dunia, Almarhum sempat mengeluh sakit perut pada Jumat, 28 Juli 2023.
Kemudian pada hari ini mengembuskan nafas terakhir di rumahnya di Jalan Kuricang XIX blok GD7 No 21, Bintaro, Jakarta Selatan.
Menurut rencana, Almarhum Ichan akan dimakamkan sore ini di Jakarta.
Almarhum adalah seorang politikus, mantan anggota DPD RI dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah (Sulteng).
Almarhum juga seorang wartawan senior. Ia mulai meniti karier jurnalistiknya sebagai seorang penyiar di Radio Nebula FM Palu, Sulteng.
Di radio terkemuka tersebut, Almarhum Ichan, panggilan akrabnya, juga merupakan salah satu pendiri radio dengan segmen tersebut dari kalangan anak muda tersebut.
Selanjutnya Ichan memperluas jaringannya hingga ke Jakarta. Setelah berhasil lolos menjadi anggota DPD RI periode 2004-2009, Ichan kemudian terlibat aktif dalam membahas persoalan-persoalan bangsa.
Namun, Ichan tidak hanya aktif bergelut aktif dalam tugasnya sebagai wakil rakyat yang duduk di legislatif, tetapi ia juga tetap melanjutkan profesinya sebagai seorang jurnalis.
Setelah tidak lagi menjadi anggota legislatif, Ichan melanjutkan profesinya sebagai seorang penyiar radio. Ia menjadi penyiar tetap di Radio Tri Jaya FM Jakarta.
Kemudian Ichan juga mendirikan Good Radio Jakarta. Ia aktif menjadi moderator di radionya dan juga menjadi moderator di berbagai diskusi.
Ia menghadirkan para tokoh bangsa dengan mengangkat isu-isu tentang demokrasi, politik, ekonomi, dan lainnya.
Sebagai seorang jurnalis dan aktivis, Ichan juga rajin menulis di berbagai media. Salah satunya, Ichan aktif menulis di Koran Slank Jakarta, media cetak milik grup Slank.
Ichan juga duduk sebagai Dewan Pengawas di Ikatan Keluarga Diaspora Sulawesi Tengah (IKDST), sebagai wadah perkumpulan masyarakat diaspora Sulteng yang ada di Jakarta.
Pria kelahiran Palu pada 23 April 1966 ini, meninggalkan seorang istri bernama Dessy Emilia Cindy dan dikarunia tiga orang anak.
Baca: Pekerja Tewas Akibat Longsor Enu, Anwar Hafid Sebut Lemahnya K3 di Proyek BPJN
Komentar