gNews.co.id,- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Dinas TPHP banggai, serta Wahana Visi Indonesia (WVI) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik bertajuk “ Literasi Iklim Teknologi Pertanian Pesisir untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Era Perubahan Iklim,.”.
Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Estrela Bukit Halimun, Kelurahan Tombang Permai, Kecamatan Luwuk Selatan, Rabu (19/11/2025).
Kegiatan itu dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pertanian Banggai, Hendra Cakra, mewakili Kadis Pertanian Subhan Sanusi, perwakilan Danramil Kota, Kapolsek Kota, penyuluh pertanian, serta perwakilan kelompok tani dari sejumlah kecamatan.
Dalam pembukaan kegiatan, Dinas Pertanian juga menghadirkan pemateri dari BMKG Pusat melalui Zoom, yaitu Siswanto, M.Sc, Ph.D, selaku Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan.
Sementara itu, pemateri dari BMKG Banggai antaranya, Solih Alfiandy S.Tr, M.P dan Asep Firman Ilahi S.Stat, M.Si. Hadir pula Kristian Edi Suseno dari Wahana Visi Indonesia Sulawesi Tengah.
Perwakilan Wahana Visi Indonesia, Kristian Edi Suseno, menyampaikan bahwa kegiatan SLI bertujuan meningkatkan kapasitas petani agar mampu beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Ke depan petani akan menghadapi cuaca yang ekstrem, jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa mempengaruhi produktivitas pertanian,” ujarnya.
Kristian menjelaskan bahwa sejak 2018, WVI fokus mengembangkan pertanian inklusif dan berkelanjutan, khususnya pada komoditas jagung.
Salah satu tantangan terbesar adalah sulitnya kemampuan petani membaca musim dan memilih benih tanam yang sesuai.
Pemilihan benih harus menyesuaikan iklim, jika musim panas, gunakan benih jagung tahan panas. Jika musim hujan, benihnya harus menyesuaikan.
Kegiatan ini memastikan petani memperoleh informasi yang akurat dari BMKG,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kelompok tani yang hadir berasal dari Lamala, Solopombong, Bombanon, Boalemo, Pagimana, Simpang Raya, Desa Doda, dan wilayah pesisir lainnya.
Ke depan, WVI dan BMKG merencanakan kegiatan serupa untuk daerah lain yang menjadi sentra jagung.
Sekretaris Dinas Pertanian Banggai, Hendra Cakra, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peningkatan produktivitas merupakan prioritas pemerintah daerah.
Produktivitas meningkat jika produksi naik dengan luasan lahan yang sama. Saat ini luas panen 14.360 hektare dengan produksi 44.987 ton.
Untuk meningkatkan produktivitas, kita harus memaksimalkan lahan fungsional dan membuka lahan potensial baru,” terangnya.
Ia juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim.
Menurutnya, sekolah lapang iklim menjadi langkah penting untuk memahami anomali cuaca, curah hujan, suhu, hingga kelembaban yang sangat memengaruhi syarat tumbuh tanaman, termasuk jagung.
Perubahan iklim berdampak pada pola tanam, ketersediaan air, hingga munculnya hama dan penyakit.
Petani harus memiliki literasi iklim agar mampu menyesuaikan teknik budidaya,” jelas Hendra.
Rakor SLI Tematik ini ditutup dengan sesi diskusi antara peserta dan narasumber dari BMKG serta WVI.
Para penyuluh dan perwakilan kelompok tani membahas teknik budidaya adaptif, pemilihan benih tahan iklim, prediksi cuaca bulanan, serta strategi menghadapi potensi gagal panen akibat cuaca ekstrem.








Komentar