Keunggulan elektabilitas Prabowo terhadap Anies mencapai 22 persen. Ini terjadi karena pendukung Ganjar secara ideologis lebih mudah bermigrasi ke Prabowo.
“Sama-sama nasionalis, daripada ke Anies yang sejak awal kurang mendapatkan dukungan dari kalangan non-Muslim,” tutur Sharazani.
Dalam kesempatan yang sama, dia meyakini elektabilitas Prabowo unggul dibandingkan dengan dua nama potensial lainnya karena tiga faktor.
“Pertama, faktor ‘Jokowi effect’ tak dapat disangkal berperan besar dalam mengangkat elektabilitas Prabowo sehingga sulit terkejar oleh Ganjar, apalagi Anies,” katanya.
Fenomena meningkatnya, lanjut Sharazani, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokow Widodo (Jokowi) dan tingginya approval rating.
“Menjadikan capres mana pun yang dipersepsikan publik di-endorse atau mendapat approval dari Jokowi dengan sendirinya akan memperoleh bonus elektoral,” ujar Sharazani.
Kedua, katanya, persepsi publik terhadap Prabowo semakin positif, berdasarkan analisis media monitoring yang dilakukan PWS, sentimen positif terhadap Prabowo terus menguat.
“Sementara sentimen negatifnya terus berkurang,” ungkapnya.
Hasil survei PWS terkait elektabilitas bakal calon presiden diperoleh dari hasil wawancara terhadap 1.200 responden di 34 provinsi Indonesia pada 13–20 Agustus 2023.
PWS menyampaikan margin of error hasil survei itu kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat kepercayaannya 95 persen.
Baca: Pengamat Militer Sebut Langkah Prabowo Beli Jet Tempur Baru AS Tepat dan Bijak
Komentar