Berbeda dengan konsumsi harian BBM Pertalite bersubsidi, justru rendah 1.322 kiloliter pascapenyesuaian harga, dibandingkan sebelum terjadi kenaikan harga di angka 1.345 kiloliter.
Lalu, BBM jenis Pertamax dari rata-rata 64 kiloliter, meningkat menjadi 65 kiloliter atau 1,3 persen, oleh karena itu Pertamina terus berupaya memberikan pelayanan energi maksimal kepada masyarakat di perkotaan hingga wilayah terpencil maupun terluar.
Karena, kebutuhan energi sudah menjadi bagian dari kebutuhan dasar masyarakat. Pertamina juga memperkirakan stok BBM bersubsidi di Sulteng cukup hingga akhir tahun.
Menurut data Pertamina Region Sulawesi ketahanan stok Pertalite Oktober hingga Desember mendatang sekitar 2.062 kiloliter dengan rata-rata konsumsi normal harian sekitar 650 kiloliter.
“Kami juga mengapresiasi upaya Pemerintah Daerah yang telah membentuk satgas khusus memantau penyaluran BBM di SPBU sebagai upaya pencegahan dan penindakan penyalahguna bahan bakar bersubsidi untuk kepentingan lain oleh oknum-oknum tertentu,” ujar Taufik.
Selain Pertalite ketahanan Solar juga diperkirakan terpenuhi tiga bulan ke depan di penghujung 2022 yakni sebanyak 3.649 kiloliter dengan rata-rata konsumsi harian 232 kiloliter yang diprediksi ketahanan sekitar 15 kali lipat.
“Kami juga meminta masyarakat intens melakukan pengawasan penyaluran BBM di SPBU, bila ada hal-hal yang melanggar laporkan kepada pihak yang berwenang atau kepada Pertamina,” demikian Taufiq.(ant)








Komentar