Survei Terbaru LSI: Prabowo 56, 2 Persen Dipercaya Publik, Ganjar Hanya Petugas Partai, Anies Belum Terbukti

Lebih lanjut, Ardian membeberkan alasan Ganjar Pranowo tidak dipercaya menumbuhkan ekonomi karena kental berkaitan dengan petugas partai. Sementara itu, dia menyampaikan Prabowo dianggap mampu menumbuhkan ekonomi karena dianggap tegas dan punya rekam jejak bagus memperjuangkan ekonomi.

“Memang ketika bicara strong leader, menumbuhkjan ekonomi, tentunya masyarakat juga melihat siapa capres yang ada, kita lihat bahwa image atau sebutan petugas partai ini juga sedikit banyak mengurangi dari sosok strong leader yang memang dialamatkan kepada capres-capres yang ada,” katanya.

Bahkan ketika ini sendiri dihadirkan atau dipadukan dengan ketum partai yang ada. Dapat dilihat bahwa istilah petugas partai melemahkan Ganjar di hadapan Prabowo yang pendiri dan ketua umum partai.

“Kemudian juga petugas partai tak mengesankan pengendali partai, apa lagi pengendali pemerintah/elit negara,” jelas Ardian.

“Kenapa Pak Prabowo menjulang? Dibandingkan capres lain, Prabowo terkesan pemimpin paling tegas, paling diterima di spektrum politik yang lebih luas, sehingga mampu kuat memulai kebangkitan ekonomi yang sudah ada,” ungkapnya.

Kemudian sebut Ardian, bukan hanya sekarang saja Prabowo bicara soal ekonomi, tapi cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia jadi macan Asian sudah dikenal luas sejak Pilpres 2014 lalu.

“Atau sekarang sekitar 9 tahun lalu. Ingatan masyarakat masih teringat bahwa Pak Prabow pejuang ekonomi,” lanjut dia.

Selain itu, Ganjar juga diragukan mampu menumbuhkan ekonomi Indonesia lantaran dianggap gagal mendongkrak ekonomi di Jawa Tengah.

Hal serupa juga terjadi pada Anies, dia dianggap tidak punya rekam jejak apapun soal ekonomi saat memimpin Jakarta.

“Kemudian kita juga melihat dari argumen yang muncul yakni rekam jejak ya, jadi jika memimpin satu provinsi saja Jawa Tengah, Pak Ganjar gagal soal isu kemiskinan, bagaimana dengan memimpin 38 provinsi? Tentu ini sudah penambahan Papua, ada penambahan 4 jadi 38,” tutur Ardian.

Kata dia, karena pada akhinya orang bertanya, ketiga memimpin satu provinsi Jawa Tengah, kemudian secara isu, dia gagal mengatasi isu kemiskinan.

Baca: Ansor Sebut Anies tak Fair soal Pembangunan, Alamsyah: Jokowi Bangun Jalan Desa 316 Ribu Km

Komentar