Wajah Olahraga Sulteng Kembali Tercoreng? Musabab Musorprov Ricuh Lalai AD/ART dan Terkesan Dipaksakan

gNews.co.id – Wajah olahraga di Sulteng kembali tercoreng lantaran pelaksanaan Musorprov KONI diwarnai kericuhan.

Pemicunya, karena Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Tengah (Sulteng) dinilai menyalahi AD/ART.

Diketahui, Musorprov KONI Sulteng digelar di salah satu hotel, di Palu yang berakhir pada situasi ricuh oleh peserta.

Kegiatan yang seharusnya berlangsung selama tiga hari (21-23 Maret 2025) terpaksa ditunda setelah peserta memprotes pelaksanaannya yang dinilai tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. 

Kericuhan terjadi saat Ketua Panitia Musprov KONI Sulteng, Edison Ardiles, menyampaikan laporannya.

Situasi semakin memanas ketika Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Fahrudin Yambas membacakan sambutan Gubernur Sulteng, Anwar Hafid.

Salah satu peserta tiba-tiba berdiri dan memprotes pelaksanaan Musorprov yang dianggap tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya. 

Protes tersebut kemudian diikuti oleh sejumlah Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Cabang Olahraga (Cabor), termasuk Ketua Pengprov Akuatik Sulteng, Hidayat Lamakarate.

Mereka menilai Musorprov ini dipaksakan tanpa mengindahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI Sulteng. 

Menyikapi situasi yang semakin tidak terkendali, Ketua Umum (Ketum) KONI Sulteng, Nizar Rahmatu, naik ke panggung dan mengumumkan penundaan kegiatan tersebut.

“Kami memutuskan untuk menunda Musprov ini demi menjaga situasi yang kondusif,” ujar Nizar. 

Penolakan Sebelum Pelaksanaan

Sebelum Musorprov digelar, penolakan sudah bermunculan dari berbagai pihak. Sebanyak 21 Cabang Olahraga (Cabor) dan 4 KONI Kabupaten menolak pelaksanaan Musporrov pada 21 Maret 2025.

Mereka menilai kegiatan ini bertentangan dengan Permenpora dan AD/ART KONI Sulteng. 

Hidayat Lamakarate, Ketua Pengprov Akuatik Sulteng, menegaskan bahwa setiap langkah harus mengacu pada regulasi yang berlaku.

“Kami meminta agar Musprov tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada,” ujar Hidayat pada Rabu, 19 Maret 2025. 

Hidayat juga menyoroti kejanggalan dalam percepatan jadwal Musprov. Menurutnya, hal ini terjadi setelah salah satu kandidat Ketum KONI Sulteng, Arnila M Ali alias Hj. Cica, lolos seleksi berkas.

“Sebelumnya, Arnila sudah menyampaikan rencana menjalankan ibadah umroh di bulan Ramadan. Tiba-tiba jadwal Musprov dimajukan, seolah ada upaya menghalanginya untuk ikut dalam pemilihan,” ungkapnya.

Baca: Musorprov KONI Sulteng Abai ART, Mengapa Dipaksakan? Andri Gultom: Bisa Jadi Temuan BPK

Komentar