gNews.co.id – Jika Partai NasDem dan PKB berkoalisi, maka keduanya bisa mengusung Capres-Cawapres karena memenuhi presidential threshold atau ambang batas presiden.
Menurut pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, sebelumnya NasDem memuculkan dua nama yang terasosiasi dengan NU, Khofifah Indar Parawansa dan Yenny Wahid.
Meskipun dua nama itu elektabiliasnya di bawah Agus Harimurti Yudhoyono, tapi keduanya diharapkan bisa menambah elektabilitas Anies Baswedan.
Khofifah dan Yenny Wahid dianggai sebagai representasi NU yang berbasis di dua provinsi kunci, yaitu Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng).
Masalahnya adalah kedua nama itu tidak muncul sebagai kandidat Calon Wakil Presiden Anies Baswedan yang diusulkan.
NasDem justru memunculkan Muhaimin Iskandar yang berduet dengan Anies Baswedan di Pilpres 2023 mendarang.
PKB menambal atau mengompensasi jika misalnya Demokrat tidak jadi menudukung Anies Baswedan.
“Dan jangan lupa, NasDem plus PKB itu udah cukup loh, memenuhi presidential threshold,” jelas Burhanuddin Muhtadi saat dialog via sambungan video call di salah satu tv swasta, Kamis (31/8/2023).
Hanya saja komplikasinya, kata dia, sejauh mana nasib PKB di Koalisi Indonesia Maju bersama Gerindra, Gokar, PAN sebagai pndukung Capres Prabowo Subianto.
Kemudian, implikasi ini juga bisa diukur apakah dengan bergabungnya PKB bisa menambah elektabilitas Anies Baswedan.
“Nah ini, bisa iya, bisa tidak. Karena kalau dilihat dari pilihan Capres atau Cawapres, itu umumnya, itu bukan berdasarkan dari kekuatan partai, tetapi kekuatan personal,” katanya.
Burhanuddin menyebut, sampai saat ini Cak Imin kurang kompetitif, jauh di bawah AHY, namun kenderaan partainya cukup seksi terutama di Jatim dan Jateng.
Dilansir dari sejumlah sumber, Partai NasDem memperoleh 59 kursi atau 10,26 persen dari total 575 kursi yang diperebutkan.
Baca: ‘Sayonara’ Koalisi Perubahan? Demokrat Murka NasDem akan Usung Anies-Cak Imin
Komentar