Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, 1474-1513, telah membibitkan jenis pepohonan hutan pada masa itu di areal yang kelak dikenal sebagai Kebun Raya.
By: Muhd Nur Sangadji
Ironisnya, moyang kita, justru adalah perawat botanik handal yang kita lupakan.
Sekiranya Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada masa Inggris (1811-1816) tidak berinisiatif menanam pohon di tengah kota.
Maka, Indonesia kita ini tidak punya moyang Kebun Raya yang mengagumkan ini.
Sesungguhnya jauh sebelumnya, nenek moyang kita di tanah Sunda ini telah melakukannya.
Adalah Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, 1474-1513. Beliau telah membibitkan jenis pepohonan hutan pada masa itu di areal yang kelak dikenal sebagai Kebun Raya.
Jadi, sebenarnya, Rafles, Sang Gubernur Belanda ini, hanya meneruskan semangat ekologis dari moyang kita.
Kebun yang terletak di pusat Kota Bogor dan bersebelahan dengan kompleks Istana Kepresidenan ini, luasnya mencapai 87 hektar.
Dia memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Geografis Bogor dengan curah hujan tinggi, menjadikan kebun ini sebagai lokasi menguntungkan untuk budidaya tanaman tropis.
Rafles adalah representasi kaum kolonial, tapi tindakan ekologisnya patut menjadi contoh mulia bagi kebanyakan kita yang punya tabiat menebang pohon dan hutan untuk kepentingan perut.
Ironisnya, moyang kita, justru adalah perawat botanik handal yang kita lupakan.
Pagi ini, saya bangga ada di sisinya. Kebun Raya Bogor (14/09/2023).
Artikel ini sudah tayang di akun Facebook Muhd Nur Sangadji
Penulis adalah akademisi di Universitas Tadulako Palu
Komentar