gNews.co.id – Petani di Kecamatan Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong, mengeluhkan kualitas air irigasi yang terus-menerus keruh diduga akibat aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) atau tambang ilegal di wilayah hulu.
Berdasarkan keluhan petani lewat video yang dikirim seseorang ke tim media pada Jumat (16/5/2025), kondisi ini dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan tanaman padi, padahal pemerintah sedang gencar mendorong program swasembada pangan.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional guna menghadapi ancaman krisis global.
Namun, di lapangan, petani di Lambunu justru menghadapi kendala serius akibat buruknya kualitas air irigasi, terutama dari saluran sekunder di wilayah Dako.
Air Keruh Ganggu Pertumbuhan Padi
Mulyana, salah satu petani di Dako, mengungkapkan bahwa sejak musim tanam, air irigasi selalu keruh.
“Kadang agak jernih, tapi kebanyakan keruh. Harapan kami, air bisa kembali seperti dulu sebelum ada tambang-tambang itu,” ujarnya.
Ia menambahkan, perubahan kualitas air sejak munculnya aktivitas tambang telah berdampak langsung pada pertumbuhan padi.
“Dulu air jernih, sekarang terus begini. Tanaman jadi terganggu. Harapan kami tambang dihentikan agar kami bisa bertani normal lagi,” tegas Mulyana.
Arya, petani lainnya, juga menyuarakan keresahan serupa. Menurutnya, air keruh menghambat produktivitas tanaman dan mengancam hasil panen.
“Kami keberatan dengan air seperti ini. Kalau memang ada tambang ilegal, harus diberhentikan,” tegasnya.
Baca: Pemburu Rente di PETI Lambunu Belum Disentuh: Tengara Oknum Aparat yang Suplai Solar
Komentar