Burhanuddin kemudian merinci bagaimana Indikator mencoba menganalisis 4,5 persen suara responden yang saat disurvei dengan simulasi surat suara belum menentukan pilihan. Dengan model prediktif, suara para responden itu cenderung terbagi secara proporsional.
“Mereka yang belum menentukan 4,5 persen tadi itu tidak didominasi ke Anies. Ada juga yang memilih Pak Prabowo. 4,5 persen itu tidak otomatis menjadi keuntungan buat Mas Anies atau Ganjar. Terbagi kurang lebih agak proposional di sini,” jelasnya.
“Jadi, kalau kita mendasarkan pada model prediktif, suara Pak Prabowo bisa kita simpulkan satu putaran, karena _lower estimate_ untuk pak Prabowo di atas 50 persen. Dengan perolehan 54 persen, model prediktif yang kami lakukan, suara terendah buat Pak Prabowo 51,6 persen, suara tertinggi buat Pak Prabowo 56,4 persen. Asumsinya, sekali lagi, ‘tidak Tahu/tidak jawab’ kita prediksi,” kata Burhanuddin.
Survei Indikator ini dilakukan pada periode 28 Januari sampai 4 Februari 2024. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang dan berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian, dilakukan oversample di 18 provinsi, sehingga total sampel sebanyak 5.500 responden. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca: Prabowo Optimis Program Makan Siang Gratis Siswa di Sekolah akan Buat Anak Indonesia Kuat dan Cerdas
Komentar