gNews.co.id – Sebagian masyarakat Kabupaten Poso menuding Bupati Verna Gladies Merry Inkiriwang sebagai pembohong dan berutang Rp 80 miliar untuk bangun Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD.
Tudingan masyarakat Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) disuarakan lewat aksi unjuk rasa di depan Rumah Jabatan (Rujab) dan di depan Kantor DPRD Poso, Senin (10/6/2024).
Verna Inkiriwang juga disebut dalam spanduk pengunjuk rasa seorang bupati penipu.
Dilansir dari kabarselebes.id, aksi unjuk rasa itu dilakukan oleh puluhan warga Poso tergabung dalam Forum Pembela Masyarakat Cinta Damai Kabupaten Poso.
Mereka mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Poso untuk memperanyakan Utang sebesar Rp 80 Miliar untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Kabupaten Poso.
Para pendemo diterima oleh Anggota DPRD Poso, Iskandar Lamuka, Soeharto Kandar dan beberapa anggota DPRD Poso lainnya.
Audiens berlangsung di Ruang Sidang Utama DPRD Poso dipimpin Wakil Ketua DPRD Poso Semuel Munda dari Fraksi Demokrat.
Pada kesempatan itu, Koordinator Lapangan (Korlap), Muhaimin Yunus Hadi menanyakan urgensi pembangunan RS Umum Poso yang baru.
“Kalau kamu bikin rumah sakit substansinya apa, relevannya di mana? Kenapa harus berutang,” katanya.
Ia menilai pembangunan rumah sakit baru terkesan dipaksakan. Karena persetujuan anggaran sebesar Rp 80 miliar tersebut lewat voting.
“Kami menduga ini untuk kepentingan para oligarki. Orang-orang yang berkepentingan untuk mendapatkan proyek,” tegas Muhaimin.
Ia juga mempertanyakan sudah sejauh mana proses pembangunan rumah sakit itu berjalan, siapa yang mengerjakannya, dan kenapa proyek terhenti.
“Hari ini rakyat bertanya-tanya di luar, supaya tidak menjadi polemik, maka kami bertanya kenapa pekerjaan itu mandek,” ungkapnya.
Menurut Muhaimin, masih banyak kebutuhan masyarakat Kabupaten Poso yang perlu perhatian serius dari pemerintah daerah ketimbang membangun rumah sakit baru.
“Terapkan saja itu visi misi UMKM, kesehatan gratis, pendidikan gratis, wifi gratis. Sanitasi, masalah air beraih, kenapa bukan itu yang diutang supaya kita semua bisa menikmati,” jelas Muhaimin.
Komentar