gNews.co.id – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddun Muhtadi menilai, terlepas dari urusan elektabilitas, Presiden Jokowi akan condong mendukung Prabowo.
Menurutnya, hal ini karena akan memunculkan sosoknya seorang diri sebagai “pemenang”.
“Dibandingkan Mas Ganjar, di atas Pak Prabowo tidak ada siapa-siapa. Sementara di atas Mas Ganjar itu masih ada Ibu Mega,” tutur Burhanuddin.
Jadi kalau dikaitkan dengan siapa yang punya saham paling besar berkaitan dengan pemenangan pemenang pemilu 2024 mungkin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebab, dia merasa kalau mendukung Prabowo Subianto, dia yang paling berhak untuk menyatakan sebagai king makernya.
“Berhak mengklaim ‘saya lah kompetitor utamanya’,” katanya.
Jika secara eksplisit Jokowi meng-endorse Ganjar, sebagai petugas partai, Presiden akan terbentur peran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Di titik inilah peran king maker dapat terlihat.
“Tetapi kalau misalnya Mas Ganjar menang, saya kira Ibu Mega yang paling berhak untuk mengatakan ‘saya yang paling banyak memegang saham’. Jadi konstelasi antara dua king maker, Pak Jokowi dan Ibu Mega,” pungkas Burhanuddin.
Pengamat politik ini mengatakan bahwa Presiden Jokowi digadang-gadang tengah memainkan peran sebagai king maker.
Aksinya semakin terlihat manakala hanya ada dua nama calon presiden (capres) yang difavoritkannya dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dengan Jokowi memiliki hubungan baik. Apalagi ketika Presiden berperan sebagai petugas partai yang teladan.
Di samping itu, terkadang Jokowi condong kepada rival utama dalam pilpres 2019 dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ini diperkuat oleh keputusan Musyawarah Rakyat (Musra) 2023.
Belakangan, Jokowi kembali memperlihatkan sikap condong ke Prabowo.
Baca: Puan – AHY Berdampingan, Koalisi Perubahan bakal Ditinggal?
Komentar