Kayu Dijarah Petani KPN Talaga Resah, Rugikan Negara Miliaran Rupiah! Ridha Saleh: Kami Minta Aktivitas Ilegal ini Dihentikan

gNews.co.id – Para petani yang tergabung dalam pengelola Kawasan Pangan Nusantara atau KPN Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, resah akibat maraknya aksi penjarahan kayu di kawasan tersebut.

Diduga, aksi ilegal ini melibatkan oknum pengusaha kayu yang dibekingi oleh aparat tertentu.

Anggota tim mitigasi dan rekayasa sosial KPN, Tamrin Ibrahim, mengungkapkan bahwa laporan masyarakat menunjukkan adanya praktik pembalakan liar yang semakin terang-terangan. Bahkan, sejak tahun lalu ia sudah memergoki mobil pengangkut kayu ilegal di kawasan tersebut.

“Saya tahun lalu sudah memergoki mobil yang mengangkut kayu. Bahkan, inisial oknum pengusaha kayu itu sudah kami ketahui. Informasi terbaru yang kami dapatkan, ada sekitar lima hingga enam mobil dump dan mobil boks yang digunakan untuk mengangkut kayu ilegal dari KPN,” tegas Tamrin, Senin (6/2/2025).

Tak hanya itu, Tamrin juga pernah menemukan tumpukan kayu hasil pembalakan liar dan langsung mengingatkan para sopir yang mengangkutnya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya sudah mengirim surat kepada Gakkum (Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) setempat, serta Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah untuk segera menindak tegas praktik ilegal tersebut.

“Kami berharap hal ini segera ditindak karena sudah sangat merugikan negara dan membuat para petani resah,” tambahnya.

Sementara itu, Ridha Saleh, anggota KPN lainnya, mengungkapkan bahwa berdasarkan hitungan tim, sekitar 3.000 kubik kayu telah dijarah dari kawasan tersebut.

Jika dikonversi ke nilai ekonomi, negara mengalami kerugian hingga Rp2,8 miliar akibat aksi ilegal ini.

“Kami meminta agar aktivitas ilegal ini segera dihentikan. Ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga soal kesejahteraan petani di kawasan ini,” tegas Ridha.

Di sisi lain, Ridha juga menyampaikan bahwa dalam beberapa hari terakhir, Koperasi Kawasan Nusantara yang beranggotakan kelompok tani mulai melakukan pembersihan lahan usai panen jagung.

Mereka berencana menanam kembali dengan komoditas yang mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi masyarakat.

“Kami juga berharap agar aparat kepolisian setempat dan TNI yang masih bertugas di daerah ini bisa membantu menertibkan aksi penjarahan kayu. Lahan ini dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian yang bertujuan mensejahterakan petani dan warga sekitar,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan keterlibatan oknum aparat dalam aktivitas ilegal tersebut.

Baca: Ridha Saleh Sebut Gubernur Sulteng Komitmen pada Reforma Agraria

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar