gNews.co.id – Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi mengatakan kondisi pertahanan udara Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada kesenjangan.
Sehingga, kekuatan faktual dengan kebutuhan hadirnya kekuatan udara yang tidak hanya modern, tetapi juga siap tempur.
Fahmi menilai kesuksesan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto yang berhasil meyakinkan Amerika Serikat (AS) untuk menjual pesawat tempur F-15EX baru buatan Boeing ke Indonesia merupakan langkah tepat dan bijak.
Selain itu, Indonesia juga disebut Fahmi membutuhkan kekuatan pertahanan udara yang memiliki efek deteren memadai serta mampu beroperasi multimisi dan multiperan.
“Pada saatnya nanti, kehadiran F-15EX akan mempersempit kesenjangan dan ikut meningkatkan kapabilitas pertahanan udara Indonesia secara signifikan, bersama Rafale dan yang lainnya,” ujar Fahmi.
Dia juga menilai bahwa pencapaian MEF sudah tidak lagi relevan sebagai tolok ukur karena hanya akan membebani dan menjebak Indonesia untuk terpaku pada angka-angka statistik.
“Pembangunan postur pertahanan mestinya bersifat dinamis, berkelanjutan dan tidak boleh diselenggarakan hanya sekadar dalam rangka memenuhi target statistik,” katanya.
Fahmi mengakui bahwa Prabowo menghadapi tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan alutsista TNI.
Ia menyebut bahwa banyak alutsista yang sudah lama usang dan juga tidak siap untuk tempur.
“Namun berbagai langkah yang dijalankan justru menunjukkan kegigihannya sebagai menteri pertahanan yang bertanggung jawab mengatasi tantangan kapabilitas pertahanan,” jelas Fahmi.
Baca: Tekad Prabowo Gaungkan Program Hilirisasi Presiden Jokowi
Komentar