gNews.co.id – Harga minyak turun tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kekhawatiran resesi global dan permintaan minyak yang lemah, terutama di China, melebihi dukungan dari pemotongan besar-besaran target produksi OPEC+.
Di lansri dari kantor berita Antara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November tergelincir 3,5 dolar AS atau 3,9 persen menjadi menetap di 85,61 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 2,94 dolar AS atau 3,1 persen, menjadi ditutup pada 91,63 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Kontrak Brent dan WTI keduanya terombang-ambing di antara wilayah positif dan negatif untuk sebagian besar Jumat (14/10/2022), tetapi turun untuk minggu ini masing-masing sebesar 6,4 persen dan 7,6 persen.
Dalam laporan bulanan yang dirilis awal pekan ini, baik Badan Energi Internasional (IEA) maupun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) merevisi perkiraan mereka untuk permintaan minyak yang terlihat turun, karena hambatan ekonomi yang lebih kuat.
Hal yang juga membebani harga minyak adalah momentum lanjutan dalam dolar AS. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melonjak 0,84 persen menjadi 113,3090 pada akhir perdagangan Jumat (14/10/2022), menyusul kenaikan serupa di sesi sebelumnya. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS.
Baca: Pertamina Resmi Menurunkan Harga BBM Hari Ini, Berikut Daftarnya
Komentar