gNews.co.id – DPD IMM Sulteng mengundang sejumlah elemen masyakat untuk berdialog terkait akitvitas tambang emas PT CPM di Kelurahan Poboya, Kota Palu.
Di mana Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Tengah menggelar dialog publik bertajuk ‘Pertambangan PT CPM Ancam Konflik Sosial’ pada Kamis (20/2/2025).
Acara yang diselenggarakan di Aula FKIP Muhammadiyah Palu ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, akademisi, dan aktivis lingkungan.
Dialog ini digelar sebagai respons atas polemik yang muncul terkait aktivitas pertambangan PT Citra Palu Minerals (CPM).
Ketua DPD IMM Sulteng, Adityawarman, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengkritisi dampak sosial dan lingkungan dari operasi PT CPM.
Menurutnya, hasil kajian yang dilakukan menunjukkan adanya indikasi pelanggaran oleh perusahaan, termasuk pencemaran udara yang tidak dilaporkan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulteng, serta pengalihan aliran Sungai Pondo yang merugikan masyarakat.
“Setelah saham PT CPM dikuasai oleh Salim Group dan PT Macmahon, operasi perusahaan ini hanya berorientasi pada keuntungan besar tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan bagi masyarakat Kota Palu,” tegas Adityawarman.
Ia juga mengingatkan bahwa pada masa PT CPM masih di bawah kendali Bakrie Group, situasi relatif aman dan tidak menimbulkan konflik seperti saat ini. Namun, sejak terjadi perubahan kepemilikan, aktivitas perusahaan mulai menuai protes dari masyarakat.
Kekhawatiran Dampak Blasting dan Ancaman Bencana
Salah satu poin yang menjadi sorotan dalam dialog ini adalah rencana PT CPM, anak usaha Bumi Resources Minerals (BRMS), untuk melakukan blasting atau peledakan dalam kegiatan pertambangan bawah tanah.
Baca: DLH Sulteng Ungkap PT CPM Belum Miliki Alat Pemantau Kualitas Udara dan Emisi








Komentar